Kamis, 30 Juni 2011

Galerinya De’ GaleRecycle

produksi DG







Tidak pernah terpikir bahwa saya akan membuat usaha kerajinan, apalagi kerajinan yang berbahan dasar sampah atau daur ulang. Semasa kuliah saya bukan jenis orang yang terampil dan telaten. Seperti mahasiswa lain, saya membeli barang dan membuang bungkusnya begitu saja tanpa berpikir sampah-sampah itu akan berakhir dimana, menjadi onggokan yang tidak berguna atau masuk dalam mesin daur ulang.
produksi DG


Pada suatu hari seorang teman melihat onggokan sampah yang ada di tempat sampah kos-kosan, tiba-tiba dia menyeletuk “kamu bisa membuat sampah itu menjadi sesuatu yang berguna, bahkan mungkin bisa mendatangkan uang,” waktu pertama kali mendengarnya saya hanya menganggapnya sebagai angin lalu. Tidak mengerti apa yang seharusnya dilakukan dengan sampah-sampah itu.

Tahun-tahun berlalu, perkuliahan sudah mendekati masa-masa akhir mengerjakan skripsi. Disela-sela mengerjakan skripsi itu saya aktif bekerja di sebuah swalayan lokal sebagai staf personalia. Dari pekerjaan ini saya akhirnya memperoleh jalan untuk merubah jalan hidup saya. Ada teman sekantor yang benar-benar ahli soal kerajinan tangan, dia bernama Vera. Mbak Vera pernah bekerja di kedutaan Italia selama lebih dari dua tahun, dari situ dia mempelajari berbagai macam kerajinan, yang berbahan dasar manik-manik maupun kertas.



Saya melihat aksesoris dan bros-bros yang dia kenakan sangat menarik dan bagus. Akhirnya saya memberanikan diri untuk belajar membuat bros manik-manik dari Mbak Vera. Niat awal saya adalah ingin membuat bros ini untuk dihadiahkan kepada teman baik saya yang sebentar lagi akan lulus dan harus pulang ke kampung halamannya.


produksi DG

produksi DG
Seperti masa pendewasaan, membuat kerajinan tangan tidaklah menjadi hal yang mudah. Perpaduan warna dan teknik pengerjaan menjadi salah satu kunci dan saya buta akan semua itu. Saya tidak terlalu bisa memadukan warna, ada kalanya patah semangat karena kawat bros yang terlalu tipis sehingga mudah patah. Setelah bros jadipun tidak selalu berhasil dengan baik, banyak juga teman-teman sekantor yang mencemooh hasil kerja saya. Kadang sedih juga hasil kerja yang dikerjakan dengan susah payah tetap tidak berhasil. Dari pengalaman ini saya menjadi lebih bisa bersabar dalam mengerjakan segala sesuatu, dan kecintaan pada bidang semakin besar. Sampai-sampai gaji pertama saya setengahnya saya belanjakan buku-buku kerajinan tangan.

Setelah sekian lama berlatih dengan penuh kesabaran, dan caci makin dalam hati. Akhirnya jadilah sebuah bros kupu-kupu yang layak disebut lumayan. Hasil-hasil kerja saya, saya bawa kekantor. Pamer pada teman-teman, ternyata mereka banyak yang suka dan membeli hasil kerja saya. Dari sinilah awal mulanya saya memutuskan untuk menekuni usaha ini.


Berkat teman saya pula usaha ini mengarah ke kerajinan daur ulang, walaupun tidak menutup kemungkinan untuk bahan dasar yang lain juga. Karena sejak saya bisa mengerjakan satu kerajinan inginnya bisa mengusai kerajinan tangan yang lain, yang dibutuhkan hanyalah ketekunan dan kesabaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar